hallo kawan udah lama ga posting di akun ini, apa kabar kalian kawan sehat pastinya kan, kali ini saya akan menjabarkan sedikit tentang tanaman kopi kawan.
- 1. Klasifikasi
Tanaman Kopi termasuk keluarga besar (suku) Rubiaceae dan keluarga Coffea.
Di Indonesia keluarga ini terkenal ada beberapa varietas. Namun dari
bermacam- macam varietas itu diperkebunan tidak nampak adanya perbedaan
yang besar. Bijinya berkeping dua (dikotil). Kalau tanaman dibiarkan saja
dapat tumbuh sampai 10 meter tinggi. Tanaman kopi merupakan tanaman
tahunan maka susunan botaninya Sangat berbeda dengan tanaman musiman,
- 2. Akar Kopi
termasuk keluarga (suku rubiaceae ),keluarga coffea,bijinya berkeping dua
(dikotil).Susunan akarnya adalah akar tunggal: akar yang lupus masuk
kedalam tanah, berbunga untuk tegaknya tanaman dan penolong bila terjadi
kekeringan. Pada akar tunggal sering timbal akar yang di camping di sebut
akar lebar. Pada akar-akar lebar tumbuh akar-akar rambut dan bulu-bulu
akar, yang berguna untuk mengisap tanaman. Perakaran kopi relatif dangkal
lebih dari 90% dari berat akar terdapat pada lapisan tanah yang dalamnya
0-30 cm. Oleh karena itu tanaman kopi peka terhadap kandungan bahan
organik, banyak menghendaki oksigen dan struktur fisik tanah gembur sangat
diperlukan.
Tanaman kopi adalah sebuah pohon yang masuk dalam
keluarga Coffea. Ada lebih dari 60 varietas kopi yang berbeda, tapi yang
memiliki nilai untuk diperdagangkan hanya tiga yaitu Kopi Liberika (Coffee
Liberica), Coffea Arabica (Arabica) dan Coffea canephora (robusta). Kopi
Arabika unggul rasa, aromatik kopi tetapi kadar kafeinnya kurang dari robusta.
1. Kopi Arabika Kopi Arabica adalah jenis biji tertua dan merupakan yang paling
banyak dibudidayakan, akuntansi untuk 74 persen dari biji yang ditanam di
dunia. Kopi Arabika tumbuh pada ketinggian antara 600 dan 1.800 meter di atas
permukaan laut dan memerlukan waktu enam sampai sembilan bulan untuk menjadi
biji yang matang. Biji kopi Arabika berharga lebih tinggi di pasar kopi karena
kopi tumbuh pada ketinggian yang lebih tinggi . Biji Kopi Arabika jatuh ke
tanah segera setelah matang, sehingga harus dipanen segera untuk mencegah dari
rasa dan bau tanah. Kopi Arabika juga biasanya diproses secara khusus yang
memakan biaya lebih tinggi. Kopi Arabika adalah jenis tanaman dataran tinggi
antara 1250 – 18502 m dari permukaan laut.
PERSYARATAN TUMBUH
1. Ketinggian Tempat Kopi di Indonesia saat ini
umumnya dapat tumbuh baik pada ketinggian tempat di atas 700 m di atas
permukaan laut (dpl). Dalam perkembangannya dengan adanya introduksi beberapa
klon baru dari luar negeri, beberapa klon saat ini dapat ditanam mulai di atas
ketinggian 500 m dpl, namun demikian yang terbaik seyogyanya kopi ditanam di
atas 700 m dpl, terutama jenis kopi robusta. Kopi arabika baik tumbuh dengan
citarasa yang bermutu pada ketinggian di atas 1000 m dpl. Namun demikian, lahan
pertanaman kopi yang tersedia di Indonesia sampai saat ini sebagian besar
berada di ketinggian antara 700 sampai 900 m dpl. Mungkin hal ini yang
menyebabkan mengapa sebagian besar (sekitar 95%) jenis kopi di Indonesia saat
ini adalah kopi robusta. Oleh sebagian besar negara pengguna, kopi arabika
dikonsumsi dalam jumlah lebih banyak dibanding kopi robusta. Hal ini berkaitan
dengan kebiasaan cara minum kopi, yaitu dua-pertiga atau lebih campuran seduhan
merupakan kopi arabika, sedangkan sisanya adalah kopi robusta. Secara tidak
langsung kebiasaan tersebut juga mempengaruhi pangsa pasar kopi dunia terhadap
kebutuhan kopi arabika. Kondisi pasar kopi ini justru bertolak belakang dengan
produksi kopi Indonesia yang hingga saat ini masih didominasi jenis robusta. 2.
Curah Hujan Mengenai curah hujan yang penting bukan banyaknya dalam satu tahun
melainkan pembagian curah hujan dalam masa satu tahun. Batas minimal dalam satu
tahun adalah 1000-2000mm, sedangkan yang optimal adalah 2000-3000mm. 3.
Sifat-Sifat Angin Pohon kopi tidak dapat tahan terhadap anggin yang kencang,
lebih-lebih dimusim kemarau, karena angina ini akan mempertinggi penguapan air
di permukaan tanah
- 4. PEMBIBITAN DAN
PERBANYAKAN BAHAN TANAM
Tanaman kopi dapat diperbanyak dengan cara vegetatif
menggunakan bagian dari tanaman dan generatif menggunakan benih atau biji.
Perbanyakan secara generatif lebih umum digunakan karena mudah dalam
pelaksanaanya, lebih singkat untuk menghasilkan bibit siaptanam dibandingkan
dengan perbanyakan bibit secara vegetatif (klonal). Pembibitan yang digunakan
adalah pembibitan secara generatif (biji) dan vegetatif (sambungan). Bahan
tanam yang digunakan sebagai bibit adalah dari biji sedangkan bahan sambung
(entres) diambil dari pohon induk atau kebun entres yang mempunyai sifat-sifat
baik. 1. Pembibitan secara Generatif Beberapa tahap yang dilakukan dalam
pembibitan yaitu : - Pemilihan biji (benih) - Pemilihan tempat persemaian -
Penanaman Untuk mendapatkan benih yang baik, maka kita harus mencari biji kopi
dari pohon yang baik dan dipilih yang telah kering serta masak dan sudah tentu
dari klon-klon tertentu yang kita kehendaki. Kita juga harus menghindarkan
biji- biji yang berlubang atau terserang bubuk, juga biji yang tidak normal,
baik itu terlalu kecil maupun terlalu besar. Lalu biji-biji tersebut kita
kupas, baik itu dengan mempergunakan tangan maupun kaki, boleh juga memakai
handpulper, asal saja kita bisa menjaga betul-betul agar kulit tanduk tidak
rusak. Jadi yang dibuang hanya kulit dan daging buah. Setelah kita mendapat
biji yang ada tanduknya, maka biji tersebut harus kita hilangkan lendirnya
hingga bersih. Cara menghilangkan lendir itu dengan jalan digosok oleh abu
dapur lalu dicuci dengan air. Setelah itu biji tersebut kita angin-anginkan,
tapi jangan dijemur dibawah sinar matahari.
- 5. Untuk
mendapatkan persemaian yang baik, maka hendaknya dibuat pada tempat yang:
1. Tidak
mengandung nematoda atau cendawan akar;
2. Mempunyai
drainase yang baik;
3. Dekat
dengan sumber air atau penyiraman;
4. Terlindung
dari gangguan hewan (bekicot, ternak, dll);
5. Dekat
ketempat pembibitan;
6. Mudah
diawasi;
Sebaiknya penanaman kopi ini kita lakukan pada waktu
musim penghujan. Hingga dengan demikian maka kalau kita memerlukan penyulaman
bisalah diselesaikan pada musim itu juga. Kemudian yang harus kita perhatikan,
usahakanlah supaya akar kopi tersebut tidak mengelompok di suatu daerah saja,
akan tetapi harus terpencar dan melebar dalam lubang. Kemudian permukaan lubang
tidak boleh cekung namun sebaliknya harus cembung . Pembuatan lubang pada
tanaman kopi ini, sebenarnya lamanya ditentukan oleh struktur tanah yang akan
kita tanami. Sebab makin berat struktur tanahnya, maka akan semakin awal kita
membuat lubangnya. Namun biasanya dibuat kurang lebih antara 3 – 6 bulan
sebelum kita mulai menanam di petanaman. Juga yang paling baik ialah
pembuatannya diakhir musim penghujan. Hingga dengan demikian maka keadaan
tanahnya masih basah. Kemudian sambil menunggu musim tanam, yaitu pada awal
musim penghujan berikutnya (+6 bulan).
- 7. Setelah
persiapan areal tanah itu beres semua, maka kita harus mengatur jarak
tanam. Untuk jarak tanam-tanaman kopi ini ada metodenya sendiri-sendiri.
Yaitu jaraknya tergantung dari masing-masing jenisnya, kesuburan dari
tanah dan iklim yang ada. Untuk jenis kopi Robusta, ini memerlukan jarak
tanam yang lebih lebar bila dibandingkan dengan jenis kopi Arabika.
Demikian juga bila tanah- tanah yang lebih subur atau mempunyai iklim yang
lebih basah.
Tujuan pemupukan adalah untuk menjaga daya tahan
tanaman, meningkatkan produksi dan mutu hasil serta menjaga agar produksi
stabil tinggi. Seperti tanaman lainnya, pemupukan secara umum harus tepat
waktu, dosis dan jenis pupuk serta cara pemberiannya. Semuanya tergantung
kepada jenis tanah, iklim dan umur tanaman.Pemberian pupuk dapat diletakkan
sekitar 30-40 cm dari batang pokok. Dosis pemupukan biasanya mengikuti umur
tanaman, kondisi tanah, tanaman serta iklim. Pemberian pupuk biasanya juga
mengikuti jarak tanamnya, dan dapat ditempatkan sekiatr 30-40 cm dari batang
pokoknya. Seperti untuk tanaman lainnya, pelaksanaan pemupukan harus tepat
waktu, tepat jenis, tepat dosis dan benar cara pemberiannya. Pemberian pupuk
untuk budidaya kopi bisa menggunakan pupuk organik atau pupuk buatan. Pupuk
organik bisa didapatkan dari bahan-bahan sekitar kebun seperti sisa-sisa
hijauan dari pohon pelindung atau kulit buah kopi sisa pengupasan kemudian
dibuat menjadi kompos. Kebutuhan pupuk untuk setiap tanaman sekitar 20 kg dan
diberikan sekitar 1-2 tahun sekali. Cara memberikan pupuk dengan membuat lubang
pupuk yang mengitari tanaman. Kemudian masukkan kompos kedalam lubang pupuk
tersebut. Bisa juga dicampurkan pupuk buatan kedalam kompos.
- 9. PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT
Secara garis besar penurunan produktivitas kopi
ditentukan oleh berbagai faktor, di antaranya oleh Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT). Terdapat tiga (3) jenis OPT utama yang menyerang tanaman kopi yaitu hama
(Hama Penggerek Buah Kopi atau PBKO), nematoda parasit (Pratylenchus coffeae)
dan penyakit (Penyakit Karat Daun Kopi). 1. Hama PHT hama PBKO telah diterapkan
di Amerika Latin. Tiga komponen utama yang diintegrasikan adalah : (1)
Pengendalian secara kultur teknik atau agronomis yang meliputi pemangkasan
setelah panen pada pohon kopi penunjangnya, (2) Sanitasi buah yang tersisa di
pohon dan pangkasan cabang dan (3) Pemangkasan perangkap untuk menangkap
sehingga secara massal. Tingkat keefektifan ini bisa mencapai 90% dibanding
kontrol. Di Indonesia pemasangan perangkap Brocap trap cukup efektif menekan
tingkatserangan pada kopi Robusta di Lampung.
Pemetikan, pemanenan buah kopi yang umum dilakukan
dengan cara memetik buah yang telah masak pada tanaman kopi adalah berusia
mulai sekitar 2,5 – 3 tahun. Buah matang ditandai oleh perubahan warna kulit
buah. Kulit buah berwarna hijau tua adalah buah masih muda, berwarna kuning
adalah setengah masak dan jika berwarna merah maka buah kopi sudah masak penuh
dan menjadi kehitam-hitaman setelah masak penuh terlampaui (over ripe)
(Starfarm, 2010a cit Prastowo et al, 2010). Untuk mendapatkan hasil yang
bermutu tinggi, buah kopi harus dipetik dalam keadaan masak penuh.
- 11. ditanam di
daerah basah akan menghasilkan buah sepanjang tahun sehingga pemanenan
bisa dilakukansepanjang tahun. Kopi jenis robusta dan kopi yang ditanam di
daerah kering biasanya menghasilkan buah pada musim tertentu sehingga
pemanenan juga dilakukan secara musiman. Musim panen ini biasanya terjadi
mulai bulan Mei/Juni dan berakhir pada bulan Agustus/September
(Ridwansyah, 2003). Kadangkala ada petani yang memperkirakan waktu
panennya sendiri dan kemudian memetik buah yang telah matang maupun yang
belum matang dari pohonnya secara serentak. Dahan-dahan digoyang-goyang
dengan mengguna-kan tangan sehingga buah-buah jatuh ke dalam sebuah
keranjang atau pada kain terpal yang dibentangkan di bawah pohon. Metode
ini memang lebih cepat, namun menghasilkan kualitas biji kopi yang lebih
rendah (Starfarm, 2010b cit Prastowo et al, 2010). Terdapat pemanenan
secara alami yaitu seperti yang terjadi pada kopi luwak. Luwak atau
lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah- buahan yang cukup
baik dan masak (termasuk buah kopi) sebagai makanannya. Luwak akan memilih
buah kopi yang betul-betul masak sebagai makanannya. Dalam proses
pencernaannya, biji kopi yang dilindungi kulit keras tidak tercerna dan
akan keluar bersama kotoran luwak. Biji kopi seperti ini, pada masa lalu
sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi
terbaik dan telah difermentasikan secara alami dalam perut luwak, dan oleh
karenanya disebut kopi luwak. "Kopi Luwak" sekarang telah
menjadi merek dagang dari sebuah perusahaan kopi. Umumnya, kopi dengan
merek ini dapat ditemui di pertokoan atau kafe atau kedai modern. Di
beberapa tempat ditemukan penyajian kopi luwak. Namun belum tentu racikan
kopi yang dijual disana benar-benar berasal dari luwak atau tepatnya
"kotoran" luwak.